Skip links
Artikel

Segudang Tradisi yang Ada di Kota Madiun

Selama ini mungkin popularitas batik Madiun masih kalah dengan batik asal Pekalongan atau Solo. Ternyata, Kota Madiun punya beberapa motif batik yang terus dilestarikan dan digunakan secara fungsional. Bahkan, motif batik berikut ini sudah diakui di tingkat nasional karena sarat akan nilai sejarah dan budaya.

Motif Pecelan

Coustesy Madiun Today
Coustesy Madiun Today

Batik Pecel tercipta karena terinspirasi dari masakan asli Madiun yaitu pecel. Pecel merupakan masakan kuliner yang terdiri dari beberapa sayuran yang dipadukan dengan bumbu kacang yang manis, gurih, dan pedas. Seperti jenis batik lainnya, ada makna yang tersimpan di dalamnya. Batik Pecel ini juga memiliki makna filosofi tersendiri, yaitu semata-mata untuk kejayaan dan kemakmuran masyarakat sekitar.
Pembuatan Batik Pecel diprakarsai oleh Sri Murniati. Dia memiliki galeri batik di kota Madiun bernama Galeri Batik Murni Madiun. Sri Murniati atau yang lebih akrab disapa Murni telah terinspirasi sejak 2011 untuk membuat kain batik dengan motif yang memiliki kuliner asli daerah Madiun. Tidak adanya pengembangan motif pecel dalam batik ini membuat ia tertarik untuk mengembangkan Batik Pecel yang menggambarkan keistimewaan Madiun sebagai kota Pecel.
Batik Pecel sendiri memiliki beragam variasi dan warna. Salah satunya yaitu motif pecel komplit. Motif batik tersebut dibuat dengan memadukan berbagai bahan yang terdapat dalam kuliner pecel, seperti daun singkong, kacang panjang, kacang tanah, kembang turi, daun kemangi, hingga cabai.
Tidak hanya itu, masih banyak ragam motif lainnya seperti motif pecel pincuk, pecel gunungan, pecel godong kates, pecel lembayung, hingga pecel kombinasi. Selain itu, juga terdapat motif batik klasik yang dipadukan dengan motif pecel. Setiap pola dibuat dalam berbagai warna. Batik pecel ini ada yang dibuat dengan tangan atau biasa disebut batik tulis, ada juga yang cap.

Motif Keris Retno Dumilah

Corak batik keris hasil lomba bertema Madiun ini terinspirasi dari budaya Madiun berupa warisan keris yang berasal dari kisah babad Madiun. Keris Madiun yang dinamai Keris Tundhung Madiun adalah senjata dari pahlawan wanita Madiun bernama Raden Ayu Retno Dumilah.
Keris yang terdapat dalam pola motif batik ini dideskripsikan secara lengkap dan bervariasi dengan berbagai macam dekorasi.
Salah satu contohnya, keris pada seragam kerja Pemkot Madiun divariasikan dengan hiasan non-geometris seperti selendang dan tombak, motif melati, variasi geometris berbentuk matahari. Motif melati ini menjadi simbol keanggunan bupati wanita Madiun yaitu Raden Ayu Retno Dumilah.
Keris pada kain batik juga divariasikan dengan ornamen non-geometris berupa selendang dan tombak, pola geometris berupa matahari dan corak. Ragam hiasan selendang menggambarkan kemewahan Retno Dumilah. Ragam hias non geometris menjadi simbol keagungan dan keberanian Madiun. Unsur ini memiliki unsur kebudayaan dan sangat erat kaitannya dengan sejarah.
Selain motif utama dan pelengkap, motif batik khas Madiun juga menggunakan berbagai macam isen – isen, seperti menggunakan sisik, cecek sawut, dan cecek sawut daun, isen kontemporer, cecek, dan truntum.
Sementara itu, warna yang menghiasi batik ini bergantung pada produsen. Namun, kebanyakan warna biru menjadi latar batik keris. Oleh karena itu, batik Madiun sering digolongkan sebagai batik pesisiran. Warna biru ini melambangkan Kota Madiun yang diapit oleh dua gunung yaitu Wilis dan Lawu.

Motif Segar Arum

Motif batik ini diciptakan oleh Ibu Sri Murniati. Asal usul nama “Segar Arum” tidak diragukan lagi terinspirasi dari kota Madiun itu sendiri. Nama “Segar” terinspirasi dari jeruk nambangan yang pernah menjadi kebanggaan kota Madiun yang saat ini sedang berjuang untuk melestarikannya dengan meningkatkan minat masyarakat terhadap budidaya jeruk nambangan. Jadi, “Segar” diambil untuk bisa lebih merasakan segar dan manisnya rasa jeruk nambangan.
Belakangan, nama “Arum” diambil karena kota Madiun dulunya merupakan daerah yang dirintis oleh Ki Panembahan Ronggo Jumeno, yang memiliki keris sakti bernama Tundhung Medhiun yang selalu dibalut dengan bunga melati yang harum, Artinya siapa pun yang masuk pintu selalu mendapat otoritas tinggi. Maka keris dan melati bersatu untuk menjadikan kota Madiun “Arum”.
Yang membedakan batik Segar Arum dengan jenis batik lainnya adalah cara pewarnaan dan pewarnaannya. Metode pewarnaan menggunakan bahan-bahan alami seperti kayu mahoni, teger, dan daun jati. Sedangkan metode colet menggunakan bahan kimia seperti remasol. Dan batik Fresh Arum juga menonjolkan keunikan kota Madiun khususnya jeruk nambangan.

Madiun memiliki beberapa motif batik, tak hanya yang disebutkan di atas. Bahkan, Pemerintah Kota Madiun juga berencana mendaftarkan 12 motif batik untuk secara resmi dipatenkan.

This website uses cookies to improve your web experience.